
SEMARAKRIAU.COM – Kasus Gus Miftah yang dianggap menghina pedagang es teh terus menjadi perbincangan hangat. Insiden ini bermula saat sebuah ceramah yang digelar di Magelang pada 27 November 2024. Dalam kesempatan tersebut, Gus Miftah menyampaikan komentar kepada seorang pedagang es teh yang hadir di lokasi. Komentar ini dinilai oleh banyak orang sebagai bentuk penghinaan, terutama karena disampaikan di depan umum dan dianggap tidak menghormati profesi pedagang tersebut.
Video ceramah itu menyebar luas di media sosial, memancing reaksi keras dari warganet dan tokoh masyarakat. Banyak yang menilai tindakan Gus Miftah tidak mencerminkan nilai-nilai kesantunan, terlebih ia adalah tokoh agama yang dikenal luas. Sejumlah tokoh agama bahkan menyampaikan kritik dan meminta Gus Miftah untuk lebih berhati-hati dalam penyampaian ceramah.
Beberapa orang yang hadir di acara tersebut meminta Gus Miftah memborong dagangan pria tersebut. Namun, Gus Miftah justru memberikan komentar yang terdengar seperti olok-olok kepada pedagang itu, yang memicu sorotan dan kritik dari masyarakat.
“Es tehmu iseh okeh ra ?(es tehmu masih banyak nggak?) Masih? Yo kono didol g*bl*k (ya sana, jual g*bl*k). Dolen disik, nek rung payu, takdir (Dijual dulu, kalau belum laku, berarti takdir),” ucap Gus Miftah diiringi tawa hadirin.
Pedagang es teh yang menjadi sorotan dalam acara tersebut hanya terdiam ketika Gus Miftah memberikan komentar yang dianggap merendahkan. Tangan kanannya, yang semula menopang tatakan dagangannya, perlahan diturunkan, diiringi helaan napas. Ekspresi pedagang itu menarik perhatian banyak orang dan menggambarkan rasa tidak nyaman atas situasi tersebut, yang kemudian memicu simpati dari masyarakat luas serta kritik terhadap tindakan Gus Miftah.