SEMARAKRIAU.COM – Arkeolog di Mesir baru-baru ini menemukan kota kuno yang diperkirakan berusia lebih dari 5.000 tahun di dekat wilayah Abydos, salah satu situs arkeologi tertua di dunia. Kota ini diperkirakan berasal dari Dinasti Pertama Mesir, yang menandai awal peradaban firaun.
Penemuan ini menjadi sorotan karena struktur bangunan di kota tersebut menunjukkan pengetahuan astronomi yang luar biasa. Salah satu temuan yang paling menakjubkan adalah sebuah kompleks batu yang memiliki lubang-lubang sejajar dengan titik-titik balik matahari (solstice). Para peneliti percaya bahwa kompleks ini digunakan untuk menghitung waktu, menentukan musim, dan merencanakan kegiatan agraris.
Dr. Ahmed Hassan, kepala tim arkeologi, menjelaskan bahwa sistem ini mirip dengan observatorium kuno seperti Stonehenge, namun lebih terorganisir. “Penemuan ini menunjukkan bahwa nenek moyang kita tidak hanya ahli dalam pembangunan piramida, tetapi juga dalam memahami kosmos,” ujarnya.
Selain itu, para arkeolog menemukan prasasti hieroglif yang menggambarkan posisi bintang dan dewa-dewa yang mereka kaitkan dengan fenomena langit. Ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana masyarakat kuno memadukan agama dan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Penemuan ini diharapkan dapat mengubah cara pandang kita terhadap sejarah awal peradaban manusia, khususnya dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan. “Mereka mungkin hidup ribuan tahun yang lalu, tetapi wawasan mereka tentang langit sangat luar biasa,” tambah Dr. Hassan.
Para ilmuwan kini tengah bekerja sama dengan para ahli astronomi untuk merekonstruksi bagaimana kota kuno ini menggunakan teknologi astronomi dalam aktivitas sehari-hari. Penelitian lebih lanjut akan membantu memahami lebih dalam peran astronomi dalam membangun peradaban pertama di dunia.
Temuan ini tidak hanya memberikan informasi sejarah, tetapi juga menginspirasi generasi modern untuk mempelajari kembali hubungan antara sains dan budaya kuno.