
Perbatinan Tongonong, 21 Oktober 2024 – Program pemberdayaan masyarakat yang digagas oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Politeknik Negeri Bengkalis membuahkan hasil. Kelompok Budidaya Bebek Petelur Fajar Pagi di Perbatinan Tongonong kini sukses mengembangkan usaha ternak bebek petelur dengan omset yang stabil di angka Rp15-19 juta per bulan.
Mengawali usaha dengan tenaga kerja sebanyak tujuh orang, kelompok ini kini mengelola sebanyak 500 ekor bebek yang rata-rata mampu menghasilkan 300 butir telur per hari. Usaha ini tidak hanya meningkatkan pendapatan rumah tangga tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
Ketua Kelompok Budidaya, Amin, menjelaskan bahwa sistem pemeliharaan dilakukan dengan pemberian pakan dua kali sehari, yakni pukul 08.00 pagi dan 16.00 sore. Selain itu, pembersihan kandang dilakukan secara rutin setiap dua hari sekali, sementara tempat minum bebek dibersihkan setiap hari. Untuk menjaga kesehatan ternak, pemberian vitamin dilakukan sesuai dengan kondisi dan gejala yang muncul pada bebek.
Harga dan Tantangan yang Dihadapi Harga jual telur bebek bervariasi tergantung ukuran. Untuk ukuran besar berkisar antara Rp2.500-2.700 per butir, ukuran sedang Rp2.000-2.100, dan ukuran kecil Rp1.600-1.700.
Namun, usaha ini juga menghadapi berbagai tantangan. Menurut Amin, tantangan terbesar adalah harga pakan yang masih bergantung pada pakan pabrikan dan menjadi biaya tertinggi dalam operasional. Selain itu, cuaca juga mempengaruhi produksi telur, terutama di musim hujan yang menyebabkan produksi cenderung menurun. Permintaan pasar juga mengalami penurunan saat memasuki bulan Ramadhan.
Strategi dan Rencana Pengembangan Dalam menghadapi tantangan tersebut, kelompok ini terus berupaya menjaga produksi telur tetap stabil dan meningkatkan efisiensi biaya. Strategi pemasaran yang diterapkan saat ini mengandalkan kualitas dan harga yang kompetitif, dengan penjualan dilakukan melalui pasar lokal, grosir, rumah makan, serta minuman bandrek.
Ke depan, kelompok budidaya ini berencana memperluas pasar melalui promosi langsung ke pasar dan pemanfaatan media sosial. Mereka juga aktif belajar dari kelompok budidaya lain yang telah sukses, termasuk yang memiliki kapasitas ternak hingga 10.000 ekor.
Amin berharap pemerintah dapat turut serta dalam mendukung usaha ini, terutama dengan memberikan bimbingan dari dokter hewan guna memastikan kesehatan ternak tetap terjaga. Dengan konsistensi dan inovasi yang terus dilakukan, Kelompok Budidaya Bebek Petelur Fajar Pagi optimistis bisa semakin berkembang dan berkontribusi lebih besar dalam perekonomian lokal serta ketahanan pangan nasional.