Saham perbankan melonjak tajam pada Jumat (22/11), menopang penguatan IHSG sebesar 0,77% ke level 7.195,56. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memimpin dengan kenaikan 9,67%, diikuti BBRI (+3,53%), BBNI (+2,54%), dan BMRI (+1,63%). Optimisme pasar didorong prospek pemangkasan suku bunga The Fed dan langkah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 6% untuk menstabilkan rupiah.
Analis Pilarmas Investindo, Nico Demus, menilai saham bank besar berada di level oversold, menawarkan peluang akumulasi. Ia merekomendasikan BMRI dengan target harga Rp 8.000, BBRI Rp 5.650, BBNI Rp 6.450, dan BBCA Rp 12.000. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki juga mendukung akumulasi saham big bank secara bertahap, merekomendasikan BBCA (Rp 11.050), BBRI (Rp 4.860), BBNI (Rp 6.075), dan BMRI (Rp 7.250).
Peluang window dressing pada akhir tahun semakin kuat jika IHSG menembus 7.170. Faktor lain, seperti kebijakan moneter BI dan The Fed, diprediksi menjadi katalis positif yang memperkuat sektor perbankan.
Saham perbankan juga mendapat sentimen positif dari langkah Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan di 6%. Keputusan ini diambil untuk menahan dampak ketidakpastian global, terutama setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS. Dengan suku bunga yang stabil, perbankan memiliki ruang untuk memperluas ekspansi kredit tanpa terbebani kenaikan biaya pinjaman.
Selain itu, analis memperkirakan dorongan kredit konsumer akan meningkat seiring periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), yang secara tradisional mempercepat pertumbuhan kredit. Proyeksi pelonggaran kebijakan moneter The Fed pada Desember juga menjadi harapan besar. Jika terealisasi, efeknya akan menekan biaya pinjaman dan meningkatkan permintaan kredit, memperkuat kinerja emiten bank.
Adanya peluncuran Danantara, holding BUMN baru, juga diharapkan menjadi katalis tambahan bagi saham bank BUMN. Holding ini diyakini dapat mendorong likuiditas melalui arus modal masuk dan investasi strategis. Emiten perbankan seperti BMRI, BBRI, dan BBNI berpotensi meraih keuntungan dari sinergi ini, terutama dalam memperkuat daya ekspansi mereka di pasar domestik. (MFA)